Cinta Di Bawah Pohon Sakura

dibawah-pohon-sakura.png


Senyum tulusmu menyimpul. Aku tahu itu. Sebab, kerut tipis disekitar mata sipitmu mulai timbul. Ah, bahagianya. Untuk pertama kalinya dia tersenyum seperti itu lagi padaku. Ku pikir dia sudah lupa denganku. Membenciku mungkin. Masa itu, 3 tahun yang lalu. Kamu dan aku, Bersama. Rasanya .. Melayang! Aku masih menyukaimu. mencintaimu. Sungguh, aku ingin mengatakan itu. Tapi..

"Karin?" Kataku gugup. "Duduk sini yuk?" Aku mendahului duduk. Memilih bangku besi bercat putih salju di bawah sebuah pohon sakura. "Duduk, Rin. Mumpung bunga sakuranya mekar. Jarang-jarang lo kayak gini?" Imbuhku sambil menepuk-nepuk bangku disebelahku. Berharap Karin mau duduk disebelahku.

"Eh iya, Ken.." Karin mulai bersuara, lembut sekali. Sebenarnya, sedari tadi Karin tidak banyak bicara. Ia lebih banyak mengangguk, menggeleng atau hanya tersenyum saat aku ajak bicara.

Aku dan Karin duduk bersebelahan. Tidak terlalu dekat. Jarak satu meter menjadi sekat. Di bangku besi berwarna putih salju itu kami masih tidak banyak bicara. Kami mematung. Obrolan kami juga tergolong klasik. Hanya bertanya kabar satu sama lain. Paling mentok cuma saling tukar PIN. Kami tampak kaku.

Bangku yang kami duduki bisa dibilang bangku paling romantis di taman. Berada ditengah dan satu-satunya bangku dibawah pohon sakura yang sedang mekar. Teduh sekali. Harum sakura terkadang tercium. Dan ketika sang angin datang, sakura berwarna merah muda itu sering berjatuhan diantara kami. Ah, romantisnya. Tapi?

"Rin, kamu tidak banyak berubah ya? Masih seperti Karin yang ku kenal dulu." Aku menghela nafas panjang. "Eh iya, Bagaimana keadaan orang tuamu? Baik?" Kataku sambil ku bersihkan rambut hitamnya dari bunga sakura yang menempel dikepalanya.

Karin terkejut. Pipinya tiba-tiba memerah. "Em.. Eh.. Oh iya, Mam-ma .. eh dan papa, baik." Jawabnya terbata-bata. "Mereka baik, Ken!" Imbuhnya agak memperjelas ucapan sebelumnya.

"Syukurlah, jika mereka baik" "Rin, tak kusangka kita dipertemukan lagi. Ku harap kita masih bisa berteman." Kataku memberanikan diri.

"Tentu, kita bisa berteman." Karin berdiri dari posisi duduknya. Merapikan pakaiannya. Sambil membelakangiku, karin berkata: "Ken, kamu juga masih seperti Ken yang ku kenal dulu. Baik."

Karin mulai melangkahkan kakinya, perlahan. Aku masih duduk dibangku besi berwarna putih salju itu. Memandangi dia dari belakang. Karin tiba-tiba berhenti. Dia memalingkan wajah ke belakang. "Ken, Terima kasih. Kapan-kapan kita kesini lagi ya?" Katanya lembut sambil tersenyum manis..

Postingan terkait:

5 Tanggapan untuk "Cinta Di Bawah Pohon Sakura"

  1. wah kenapa hanya berteman, padahal sudah romantis banget keadaannya.... Huffff ikut merasakan suasananya saya mas..

    BalasHapus
  2. Benar tu kenapa cuma berteman? Terbawa suasana saat baca, ah jadi ingat seseorang saya mas. ;)

    BalasHapus
  3. kenapa nggak pacaran aja ya

    BalasHapus
  4. Dicky Sugipranata24 Maret 2016 pukul 22.59

    Karin Dan Rin ;v

    BalasHapus
  5. wah ... sayang gak dilanjutin ceritanya.. terbawa suasana serasa hanya sedikit ceritanya... :)

    BalasHapus