Aku Dan Senja Yang Hilang

senja-yang-hilang.jpg


Aku memandang jauh ke tepian pantai dipenghujung senja. Mataku terpejam damai. Saat bayangan masa lalu berkelebat dimemoriku, terasa sesak. Kubuka, perlahan dan kurasakan. Pandanganku masih kosong. Aku masih menggenggam erat benda ini, rasanya aku tak ingin memilikinya. Membuangnya. Atau lebih baik jika kembali seolah aku tak mengenalnya. "Kak, Sakura akan menerbitkan sebuah Novel. Novel tentang kita! Nanti kakak baca ya?" Katanya lembut dalam sebuah pesan BBM, dia pun membubuhi emoticon senyum. Pesan itu masih terngiang dibenakku, selalu. Masih kuingat wajah ayu dibalik niqabnya, pancaran iman dalam matanya.

"Huh.." suaraku lirih. Kusapu lembut air yang jatuh pelan dipipiku, "Allah Maha Baik, Raf" Aku mencoba menguatkan hatiku sendiri.

Aku mendekati bibir pantai, berjalan maju beberapa langkah dengan wajah tengadah ke arah senja seraya mengatupkan kedua tangan hingga membentuk corong disekitar mulut, dan berteriak sekeras-kerasnya: "Sakuraa!"

Seharusnya kita akan segera menikah. Melihat senja ini berdua. Kau pun berjanji akan membuatkan teh manis untukku. Kita sepedahan, mengayuh sepeda bersama. Bukankah kau sudah berjanji padaku? Sekarang apa? Kau pergi, meninggalkanku. Dingin. Beku. Aku sendiri.

Air mataku bergulir. Lebih deras. Aku menangis. Senja tak lagi menjingga. Ia mulai gelap. Hanya seberkas cahaya jingga yang tersisa, terurai diantara awan yang menghitam. Allah, aku tidak sanggup. Kenapa Engkau mempertemukan kami jika pada akhirnya Engkau takdirkan kami untuk terpisah. Apakah aku hanya ditakdirkan sebagai cinta terakhir di penghujung hidupnya? Bahkan Engkau tak memberi kesempatan kami untuk mengikat cinta yang halal dimata-Mu. Setega inikah Engkau? Ini tidak adil, Allah. Sangat tidak adil.

Kakiku lemas. Terduduk di hamparan pasir yang mulai dingin. Rasanya ada yang menyeka air mataku. Hangat penuh cinta. "Astaghfirullah" kataku lirih masih terisak-isak. Oh, kebodohan apa yang baru ku lakukan? Aku bersu'udzon? Maafkan hamba, Ya Allah. Hamba manusia yang dhaif dan fakir. Aku menyesal.

Langit semakin gelap. Senja semakin memudar. Menyisakan setitik jingga dilangit barat. Mataku memandang kembali setitik cahaya itu. "Senja akan pergi dan hilang" kataku. Pelupuk mata seakan penuh sesak dengan air lagi. Sekuat tenaga aku tahan. "Aku harus kuat. Rencana Allah lebih indah. Allah Maha Baik" kataku penuh kemantapan.

Aku masih mencintaimu, Fillah. Cinta karena Allah. Jaga senyum kamu. Allah memelukmu. Erat.

Postingan terkait:

9 Tanggapan untuk "Aku Dan Senja Yang Hilang"

  1. Nyimak aja, di tunggu kehadirannya di blog ane, dan jika berkenan follow juga blog ane

    BalasHapus
  2. Keren karya nya sob, blog saya juga ada cerpen & puisi tapi jelek :(
    oh ya, saya baru tau kalau mas Sultan punya blog MWB 2 selain mwbpedia

    BalasHapus
  3. Keren karya nya sob, blog saya juga ada cerpen & puisi tapi jelek :(
    oh ya, saya baru tau kalau mas Sultan punya blog MWB 2 selain mwbpedia

    BalasHapus
  4. Cerita yang bagus sob.. Ijin liat2 blog.nya sob

    BalasHapus
  5. Sip bgt master kunbal ditunggu

    BalasHapus
  6. Solihin always forever15 Mei 2016 pukul 14.16

    Puisi galau

    BalasHapus
  7. Jadi baper. Apalagi pas sampai paragraf terakhir. Boleh gak saya minta css nya,

    BalasHapus
  8. Savernapu Business24 Juli 2016 pukul 15.49

    ini postingannya sangat luar biasa boss.

    BalasHapus
  9. Keren krya nya sob, teruslah berkarya

    BalasHapus